Protozoa adalah kelompok organisme bersel tunggal atau koloni yang dapat bergerak dan bersifat heterotrof. Posisi klasifikasi Protozoa sangat menarik untuk di kaji dan dijadikan contoh untuk memahami klasifikasi biologi. Protozoa pada awalnya ditempatkan sebagai satu phylum yang termasuk kingdom Animalia, Kemudian Phylum Protozoa ditempatkan sebagai bagian dari kingdom Protista, Kemudian Protozoa tingkatan taksonominya ditingkatkan sebagai SubKingdom dari Protista. Saat ini nama Protozoa tidak di gunakan lagi sebagai nama suatu takson, tapi Kelompok-kelompok taksonomi yang tadinya di bawah protozoa tingkatannya banyak yang berubah dan banyak yang dinaikan sebagai Phylum. Sebagai contoh saat ini kinetoplastida yang dalam klasifikasi lama adalah nama salah satu familia anggota dari Mastiigophora sekarang menjadi salah satu Phylum tersendiri. Banyak perubahan posisi klasifikasi dari anggota-anggota protozoa, perubahan ini pada prinsipnya dilakukan setelah ada bukti dan anilisis yang dapat menyimpulkan tentang posisi kekerabatan dari takson-takson tersebut. Berikut nama-nama Phylum dari Protozoa :
Dari 17 Phylum yang termasuk Kingdom Protista 15 filum termasuk protozoa, Phylum-phylum tersebut adalah (Euglenida, kinetoplastida, ciliophora, Apicomplexa, Dinoflagellata, Rhizopoda, Actinopoda, Granulareticulosa, Diptomonanida, Pambasilida, Cryptomonada, microspora, Ascetospora, Choanoflagellata, Opalinida).
Minggu, 29 Mei 2011
Minggu, 22 Mei 2011
Klasifikasi Invertebrata
KLASIFIKASI INVERTEBRATA
Latar Belakang dan Sejarah Invertebrata
Invertebrata dibagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, sepanjang sejarahnya telah banyak ahli taksonomi yang mengemukakan alternatif pengelompokan Invertebrata ini diantaranya adalah :
Lenneaus (1758)
Membagi Invertebrata dalam 2 classis
1. Insecta (semua serangga)
2. Vermes (Cacing-cacingan / semua jenis cacing), classis ini dibagi lagi dalam beberapa ordo : a. Intestina b.Testaceae c. Zoophyta d. Mollusca e. Lytophyta
Lammarck (1809)
Membagi Invertebrata ke dalam :
Mollusca, Cirripedia, Annelida, Crustaceae, Arahnida, Insecta, Vermes, Radiata, Polypes, Infusoria. Kemudian menambahkan 2 kelompok lagi yaitu Tunicata dan Conchifera.
• Haeckel (1874)
Membagi Invertebrata ke dalam 2 kelompok :
1. Protozoa untuk hewan-hewan uniseluler
2. Metazoa untuk hewan-hewan multiseluler.
Cuvier (1896)
Membagi Radiata yang diusulkan oleh Lammarck menjadi kelompok-kelompok : Echinodermata, Endozoa, Polypes, Infusoria, Acalphe.
Pengelompokan-pengelompokan di atas disempurnakan oleh Leuckart menjadi Phylum- phylum berikut : Protozoa, Coelenterata, Echinodermata, Vermes, Arthropoda dan Mollusca. Kemudian Phylum Vermes oleh Carl Vogt (1854) di bagi menjadi Annelida, Rotatoria, Platelmia dan Nematelmia. Pada tahun 1859 Gebenbaur mengusulkan nama Platyhelminthes untuk Platelmia, kemudian Nemathelminthes untuk Nematelmia dan nama ini masih digunakan sampai sekarang.
Saat ini protozoa tidak lagi dimasukan invertebrate tapi merupakan bagian dari kindom Protista. Protozoa dibagi menjadi beberapa phylum.
Alternatif pengelompokan untuk Invertebrata sampai saat ini mencakup lebih dari 30 fila yang di cantumkan di bawah ini :
Invertebrata atau sering disebut juga avertebrata diartikan sebagai binatang-binatang yang tidak bertulang belakang. Binatang-binatang yang masuk dalam kelompok ini mempunyai variasi yang sangat luas tanpa memperhatikan ukuran, bentuk, ciri-ciri morfologi dan hubungan phylogenetisnya. Sehingga contoh-contoh hewan seperti cacing, belalang, sponge, koral, kepiting, bintang laut, satu sama lain tidak mempunyai kesamaan struktur yang spesifik, tetapi meskipun demikian semuanya termasuk invertebrata.
Invertebrata mencakup sekitar 95 % dari seluruh hewan yang masih hidup. Dengan jumlah yang sangat banyak tentunya keragamannya juga sangat tinggi. Ukurannya mulai dari yang kecil (mikroskopis) contohnya beberapa jenis vermes sampai yang berukuran besar (makroskopis) contohnya pada Phyllum Mollusca dari classis Cephalopoda misalnya yang mempunyai ukuran sangat besar yaitu cumi-cumi raksasa (Architeuthis) terdapat di Atlantik utara dengan panjang total 16,5 meter. Keragaman invertebrata juga dapat kita temukan pada bentuk tubuh, simetri tubuh dan tingkatan organisasi tubuh.
Latar Belakang dan Sejarah Invertebrata
Invertebrata dibagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, sepanjang sejarahnya telah banyak ahli taksonomi yang mengemukakan alternatif pengelompokan Invertebrata ini diantaranya adalah :
Lenneaus (1758)
Membagi Invertebrata dalam 2 classis
1. Insecta (semua serangga)
2. Vermes (Cacing-cacingan / semua jenis cacing), classis ini dibagi lagi dalam beberapa ordo : a. Intestina b.Testaceae c. Zoophyta d. Mollusca e. Lytophyta
Lammarck (1809)
Membagi Invertebrata ke dalam :
Mollusca, Cirripedia, Annelida, Crustaceae, Arahnida, Insecta, Vermes, Radiata, Polypes, Infusoria. Kemudian menambahkan 2 kelompok lagi yaitu Tunicata dan Conchifera.
• Haeckel (1874)
Membagi Invertebrata ke dalam 2 kelompok :
1. Protozoa untuk hewan-hewan uniseluler
2. Metazoa untuk hewan-hewan multiseluler.
Cuvier (1896)
Membagi Radiata yang diusulkan oleh Lammarck menjadi kelompok-kelompok : Echinodermata, Endozoa, Polypes, Infusoria, Acalphe.
Pengelompokan-pengelompokan di atas disempurnakan oleh Leuckart menjadi Phylum- phylum berikut : Protozoa, Coelenterata, Echinodermata, Vermes, Arthropoda dan Mollusca. Kemudian Phylum Vermes oleh Carl Vogt (1854) di bagi menjadi Annelida, Rotatoria, Platelmia dan Nematelmia. Pada tahun 1859 Gebenbaur mengusulkan nama Platyhelminthes untuk Platelmia, kemudian Nemathelminthes untuk Nematelmia dan nama ini masih digunakan sampai sekarang.
Saat ini protozoa tidak lagi dimasukan invertebrate tapi merupakan bagian dari kindom Protista. Protozoa dibagi menjadi beberapa phylum.
Alternatif pengelompokan untuk Invertebrata sampai saat ini mencakup lebih dari 30 fila yang di cantumkan di bawah ini :
Tabel. 1 Nama-nama phylum Invertebrata beserta perkiraan jumlah speciesnya
No. | Nama Phyllum | Perkiraan Jumlah species | No. | Nama Phyllum | Perkiraan Jumlah species |
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12 13 14 15 | Protozoa (termasuk Kingdom Protista) terdiri dari 7 Phylum Porifera Coelenterata Ctenophora Platyhelminthes Mesozoa Rhinchocoela/ Nemertea Rotifera Gastrotica Cinorhincha Nematoda Nematomorpha Acantocepala Entoprocta Triapolida | 50.000 10.000 11.000 90 15.000 50 750 1500 175 100 10.000 250 300 60 8 | 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. | Sypunculida Mollusca Echiurida Annelida Tardigrada Onychophora Arthropoda Spentastomida Phoromina Bryozoa Branchiophoda Chaetognatha Echinodermata Pogonophora Hemichordata | 275 80.000 60 7.000 180 65 900.000 70 15 4.000 260 50 6.000 80 80 |
Dari ke 30 Fila ini secara garis besar dapat dibagi menjadi fila mayor dan fila minor. Pembagian ini didasarkan atas 2 faktor yaitu :
- jumlah species dan individu
- partisipasi atau keikutsertaan / kepentingan dalam komunitas
Berdasarkan jumlah species dan individu ada 11 fila mayor yaitu :
7. Mollusca
- Porifera 8. Annelida
- Coelenterata 9. Arthropoda
- Platyhelminthes 10. Bryozoa
- Rotifera 11. Echinodermata
- Nematoda
Berdasarkan kepentingan dalam komunitas, Rotifera dan Bryozoa tidak dapat dimasukan ke dalam fila mayor. Suatu Phyllum dimasukan dalam fila mayor jika phyllum tersebut merupakan mayoritas di dalam suatu komunitas binatang. Dan suatu phylum dimasukan dalam fila minor jika kebanyakan anggota Phylumnya hanya merupakan bagian / fraksi kecil dari komunitas binatang.
Dengan demikian berdasarkan kombinasi 2 dasar pengelompokan di atas maka hanya 9 fila yang dianggap sebagai fila mayor. Dan kalau protozoa di keluarkan dari animalia maka fila mayor ini hanya terdiri 8 fila. Fila mayor ini dapat dibagi lagi menjadi Invertebrata rendah dan Invertebrata tinggi berdasarkan beberapa perbedaan karakter dari kedua kelompok tersebut. Ciri-ciri atau karakter pembeda tersebut antara lain dilihat dari ukuran tubuh (kecil/besar), Organ tubuh (sederhana/kompleks), simetri tubuh (radial, biradial, tidak bersimetri/asimetri dan bilateral), Struktur embryo pada fase gastrula, ada tidaknya coelom, Sistem otot, Peredaran darah, letak mulut dan anus. Atas dasar perbedaan ciri-ciri tersebut maka, Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes dan Nematoda dianggap sebagai Invertebrata rendah, sedangkan Annelida, Arthropoda, Mollusca dan Echinodermata dianggap sebagai invertebrata tinggi.
Invertebrata atau Avertebrata juga menempatkan anggotanya pada semua kekomplekan tingkatan organisasi Tubuh, yaitu :
- Organisasi tubuh tingkat protoplasma
Semua aktifitas terjadi di dalam sel itu sendiri. Pada Phyllum Protozoa.
- Organisasi tubuh tingkat Celluler
Sel-sel sudah mengalami diferensiasi pada fungsinya. Pada Porifera.
- Organisasi tubuh tingkat jaringan
Sel tidak hanya mengalami diferensiasi terhadap fungsinya yang berbeda tetapi beberapa sel yang serupa sudah bersama-sama membentuk jaringan untuk melakukan satu fungsi yang sama. Pada Coelenterata.
- Organisasi tubuh tingkat organ.
Jaringan-jaringan tubuh sudah membentuk suatu organ. Pada Platyhelminthes.
- Organisasi tubuh tingkat sistem organ.
Beberapa organ bersama-sama membentuk suatu sistem untuk melakukan fungsi yang sama. Pada Invertebrata tingkat tinggi.
Klasifikasi Biologi
Prinsip Dasar Klasifikasi Organisme
Klasifikasi organisme sebetulnya mempunyai prinsip dasar yang sederhana, seperti halnya klasifikasi yang dilakukan pada berbagai obyek lain yang dilakukan oleh manusia (klasifikasi batuan, tanah, gunung, awan, logam, unsur dan lain-lain). Klasifikasi organisme mempunyai tujuan untuk memudahkan mempelajari organisme yang jumlah dan keragamannya sangat banyak, dengan diklasifikasikan maka akan dapat dipelajari secara sistematis sehingga keragaman organisme yang luar biasa banyaknya ini bisa lebih mudah dikenali dan dipelajari.
Ada dua hal yang harus dipahami dalam memandang klasifikasi organisme : 1. Klasifikasi dilakukan atau dimunculkan / diusulkan dengan suatu landasan atau dasar tertentu. Dasar yang diusulkan adalah karakter penting organisme atau kelompok organisme yang secara filogenetik menjelaskan hubungan kekerabatan. Karakter mana yang tepat dijadikan dasar dapat terus berubah sesuai dengan temuan atau data baru, hal ini menyebabkan klasifikasi organisme senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan pengetahuan.
2. klasifikasi bersifat dinamis, artinya akan berubah dan berkembang terus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan manusia. Dengan perkembangan pengetahuan dan adanya temuan/informasi /bukti baru maka akan dapat lebih menjelaskan hubungan kekerabatan organisme, sehingga posisi klasifikasi suatu organisme/kelompok organisme juga berubah (Klasifikasi yang kita gunakan adalah sistem filogenetik). Tiga sisstem klasifikasi yaitu alami, buatan dan filogenetik bukan merupakan sistem klasifikasi yang paralel ada dan berlaku bersamaan, ketika kita mempelajari 3 sistem klasifikasi tersebut hendaknya juga ditempatkan dalam konteks sejarah klasifikasi organisme, dua sistem klasifikasi yaitu sistem klasifikasi alami dan buatan sudah tidak digunakan lagi. Saat ini kita mengacu pada sistem klasifikasi filogenetik, oleh karena itu klasifikasi disusun dan terus diperbaiki agar dapat menjelaskan hubungan filogenetik/kekerabatan. Takson-takson yang berdekatan berarti mempunyai kekerabatan yang dekat sebaliknya takson-takson yang berjauhan berarti mempunyai kekerabatan yang jauh pula. Klasifikasi terus berubah dan diperbaiki sesuai dengan bukti-bukti atau temuan baru yang dapat memberi landasan untuk menjelaskan hubungan kekerabatan.
Dua hal ini sering tidak dipahami sehingga kita banyak menemukan kesalahan-kesalahan dalam klasifikasi organisme yang dikemukakan oleh “pakar” biologi yang menulis buku ajar atau bahkan yang menyususun materi kurikulum sekolah menengah di Indonesia. Sehingga seharusnya ketika mengemukakan alternative klasifikasi organisme harusnya juga harus dikemukanan dasar klasifikasi organism yang dikemukakan tersebut, bila perlu kita menuliskan nama ahli taksonomi yang mengusulkan klasifikasi tersebut atau buku acuan yang digunakan mengenai klasifikasi organisme tersebut. Dengan memahami klasifikasi organisme adalah sesuatu yang dinamis maka seharusnya sebelum kita mengemukakan alternative klasifikasi organisme kita mengkaji, menganalisis dulu apakah klasifikasi organisme yang akan kita kemukakan adalah klasifikasi yang terbaru sesuai dengan perkembangan pengetahuan atau klasifikasi organisme yang sudah kadaluwarsa. Dengan perkembangan teknologi Internet saat ini tidak ada alas an lagi untuk mengatakan bahwa kita menggunakan alternative klasifikasi yang sudah kadaluwarsa karena tidak adanya buku atau literature terbaru yang dijadikan rujukan.
Klasifikasi organisme bukan hanya sekedar untuk dipelajari, apalagi untuk sekedar di hapalkan, klasifikasi organisme juga harus didekati sebagai suatu ilmu yang dapat diaplikasikan, sehingga siapapun dapat melakukan / mengusulkan pengelompokan organisme dengan catatan mengikuti kaidah-kaidah yang telah disepakati. Dengan demikian pembelajaran mengenai pengelompokan organisme juga hendaknya diarahkan untuk memberikan kemampuan membuat alternative klasifikasi organisme atau paling tidak mengerti cara bagaimana suatu katagori taksonomi diusulkan / dibentuk oleh ahli taksonomi. Indonesia merupakan wilayah yang mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi (megabiodiversity), sehingga sangat mungkin untuk ditemukan species-species baru yang sebelumnya belum teridentifikasi, dengan demikian minimal kita mengaplikasikan untuk bisa mengusulkan nama species baru yang masih sangat mungkin banyak ditemukan, apalagi untuk Invertebrata yang jumlah dan keragamannya sangat tinggi. Saat ini dengan perkembangan IPTEK kajian pada tingkatan taxon subspecies sangat berkembang, sehingga banyak usulan / temuan baru untuk tingkatan taxon subspecies.
Langganan:
Postingan (Atom)